Arsip Blog
Senin, 15 September 2008
Senin, 04 Agustus 2008
Pelantikan Walingari
Minggu, 27 Juli 2008
Gerak Jantung Sehat, Hari Koperasi ke 61
Foto - foto kegiatan :
Kamis, 17 Juli 2008
Buku Pelajaran Gratis Lewat Internet
Siswa-siswi SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK bakal tak kesulitan lagi mendapatkan buku-buku pelajaran sekolah. Mereka pun bisa mendapatkan 200 buku pelajaran secara cuma-cuma dengan mengunduh (download) di situs Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas).
Kemudahan itu bisa terwujud setelah Senin Depdiknas meluncurkan program buku pelajaran murah untuk siswa. Buku dalam bentuk elektronik (e-book) ini diberikan secara cuma-cuma pada seluruh siswa dan masyarakat karena hak ciptanya sudah dibeli seluruhnya oleh pemerintah. Namanya buku sekolah elektronik (BSE).
Dalam rilis Depdiknas yang didapat Radar kemarin, Mendiknas Bambang Sudibyo menegaskan, buku teks pelajaran murah yang diluncurkan itu sudah dibeli hak ciptanya dari penulisnya oleh Depdiknas. Sehingga, siswa dan masyarakat bisa memilikinya tanpa izin dari penulisnya.
Buku-buku itu, jelas Bambang, sudah memenuhi standar pendidikan nasional. Kelayakannya sudah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Sehingga, konten dan keabsahannya sudah tidak usah diragukan lagi.
Bagaimana mendapatkan buku-buku itu? Buku-buku yang disediakan Depdiknas itu bisa diambil secara gratis oleh siswa dan masyarakat di situs http://bse.depdiknas.go.id. Dalam situs itu siswa bisa membaca langsung e-book yang disediakan. Atau jika ingin download bisa langsung dilakukan dengan mengisi persyaratan yang dibutuhkan administrator situs tersebut.
Selasa, 15 Juli 2008
Lulus di UI, Auliya Tak Punya Biaya Harapkan Bantuan Dermawan
”Ayu memang ingin untuk kuliah, apalagi Ayu sudah dinyatakan lulus di Jurusan Gizi Universitas Indonesia. Namun apalalah daya, bapak dan ibu tidak punya biaya,” kata Auliya Ayuandira kepada Padang Ekpres, Rabu (24/6).
Ayu yang tinggal di Kelurahan Padang Tiaka Mudiak, bercerita, setelah dinyatakan lulus dari SMA 1 Payakumbuh pada tahun ini, dia tidak berpikir untuk kuliah, mengingat kondisi orangtua yang terbatas. Namun karena ada perhatian dari Yayasan Haji Rasul yang bermarkas di Sarilamak, Tanjung Pati, Kabupaten Limapuluh Kota, dia akhirnya bisa mengikuti Bimbingan Belajar (Bimbel) di Kota Padang.
Selama berada di Padang, Ayu yang merupakan anak sulung dari tiga bersaduara, terpaksa menumpang tinggal di rumah seorang wanita bernama Bu Ayang, yang mendukung upaya Yayasan Haji Rasul Sumbar dalam membina anak-anak berprestasi. Singkat cerita, belum lama mengikuti Bimbel, Ayu dibelikan formulir UMB oleh Bu Ayang. Tak tahu, setelah ikut UMB, gadis yang sejak SD sampai SMA selalu menyabet gelar juarta itu dinyatakan lulus sebagai calon mahasiswa Jurusan Gizi UI.
Karena sudah dinyatakan lulus, Ayu kemudian diminta menyediakan uang pangkal sebagai persyaratan masuk UI sebesar Rp5 juta, dan uang untuk kebutuhan lain yang dirinci mencapai Rp13 juta. Tapi uang sebanyak itu sampai sekarang, belum bisa dipenuhi. Yayasan Haji Rasul yang selama ini cukup membantunya, juga belum bisa berbuat banyak.
”Kami hanya dapat membantu sebesar Rp3 juta,” ujar Drs Hafnizal, pimpinan yayasan tersebut kepada Padang Ekspres. Karenanya, Hafnizal yang tercatat sebagai guru Kimia di SMA 1 Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Limapuluh Kota, berharap ada pihak-pihak atau dermawan yang membantu Auliya Ayuandira. Sebab, sayang jika seorang siswi cerdas gagal menjadi mahasiswi UI, gara-gara persoalan biaya.
”Makanya, kami mengetuk hati pembaca Padang Ekspres, mudah-mudahan ada yang peduli dengan nasib pelajar miskin berprestasi,” tutur Hafnizal.
Yayasan Haji Rasul sendiri, meski tidak kemasukan dana tetap, namun tiap tahun selalu mengurus para pelajar berprestasi namun tidak mampu secara biaya. Sekrang saja, tercatat ada sepuluh mahasiswi miskin dengan Indeks Prestasi (IP) di atas tiga yang diurus yayasan ini. Di samping itu adapula belasan pelajar SD, SMP, SMA yang mendapat bantuan. (Fajar r v &jonres m - Padang Ekspres )
Kamis, 03 Juli 2008
Catatan Kecil Tentang Pilwanag
Kamis, 26 Juni 2008
Karena Pilwanag, Nagari Jangan Pecah
Meskipun demikian, kepada Padang Ekspres kedua tokoh ini tetang mengimbau masyarat untuk menjunjung tinggi rasa badunsanak. Karena pada dasarnya, pilwang pada tanggal 3 Juli mendatang, hanyalah sebuah pendidikan politik.
”Karena ini adalah pendidikan politik, maka anak nagari tidak boleh terpecah-belah. Sebaliknya, anak nagari harus berupaya menciptakan pilwanag yang damai. Sehingga Kabupaten Limapuluh Kota tetap menjadi barometer demokrasi di Sumbar,” kata Irfendi Arbi, Kamis (25/6).
Irfendi menambahkan, karena pilwanang adalah sebuah pendidikan politik, maka anak nagari tidak terpeca belah. Siapapun calon wali nagari yang menang atau terpilih, haruslah dihormati. ”Jangan karena pilwanag, nagari jadi retak. Semua calon yang sudah ditetapkan, harus siap menang dan siap kalah,” kata Irfendi Arbi.
Sedangkan Ferizal Ridwan yang ditemui wartawan saat membuka turnamen futsal di Nagari Ampalu bersama Irfendi Arbi, mengatakan, dalam menyukseskan pilwanang sebagai proses demokrasi di tingkat nagari, semua pihak meski menghargai perbedaan untuk satu tujuan, yakni mencapai kemakmuran rakyat.
”Jangan sampai perbedaan pilihan, membuat perpecahan antar anak nagari. Kita harus dewasa. Sebab dari dulunya, Luhak Limopuluah selalu menjadi barometer kepemimpinan dan demokrasi di Ranah Minang. Ini meski kita jaga dan pertahankan,” tukas Ferizal Ridwan.
Ditanya soal figur wali nagari yang tepat untuk memimpin masyarakat, Irfendi Arbi dan Ferizal Ridwan sama-sama mengatakan, terserah pada pilihan masyarakat. Meskipun demikian mereka berharap, 56 wali nagari yang terpilih nanti adalah sosok pelayan rakyat sejati, transparan, reformis, bisa membangun hubungan dengan semua pihak, handal menyelesaikan masalah, mampu menyatukan setiap sekat, dan konsisten menjaga adat salingka nagari. (frv)