Selasa, 15 Juli 2008

Lulus di UI, Auliya Tak Punya Biaya Harapkan Bantuan Dermawan

Malang betul nasib Auliya Ayuandira (18). Meski diterima sebagai calon mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang mendaftar lewat jalur Ujian Masuk Bersama (UMB), namun orangtuanya tidak punya cukup biaya. Al-hasil, terpaksalah siswi SMA 1 Payakumbuh ini hanya bisa berangan-angan saja.

”Ayu memang ingin untuk kuliah, apalagi Ayu sudah dinyatakan lulus di Jurusan Gizi Universitas Indonesia. Namun apalalah daya, bapak dan ibu tidak punya biaya,” kata Auliya Ayuandira kepada Padang Ekpres, Rabu (24/6).

Ayu yang tinggal di Kelurahan Padang Tiaka Mudiak, bercerita, setelah dinyatakan lulus dari SMA 1 Payakumbuh pada tahun ini, dia tidak berpikir untuk kuliah, mengingat kondisi orangtua yang terbatas. Namun karena ada perhatian dari Yayasan Haji Rasul yang bermarkas di Sarilamak, Tanjung Pati, Kabupaten Limapuluh Kota, dia akhirnya bisa mengikuti Bimbingan Belajar (Bimbel) di Kota Padang.

Selama berada di Padang, Ayu yang merupakan anak sulung dari tiga bersaduara, terpaksa menumpang tinggal di rumah seorang wanita bernama Bu Ayang, yang mendukung upaya Yayasan Haji Rasul Sumbar dalam membina anak-anak berprestasi. Singkat cerita, belum lama mengikuti Bimbel, Ayu dibelikan formulir UMB oleh Bu Ayang. Tak tahu, setelah ikut UMB, gadis yang sejak SD sampai SMA selalu menyabet gelar juarta itu dinyatakan lulus sebagai calon mahasiswa Jurusan Gizi UI.

Karena sudah dinyatakan lulus, Ayu kemudian diminta menyediakan uang pangkal sebagai persyaratan masuk UI sebesar Rp5 juta, dan uang untuk kebutuhan lain yang dirinci mencapai Rp13 juta. Tapi uang sebanyak itu sampai sekarang, belum bisa dipenuhi. Yayasan Haji Rasul yang selama ini cukup membantunya, juga belum bisa berbuat banyak.

”Kami hanya dapat membantu sebesar Rp3 juta,” ujar Drs Hafnizal, pimpinan yayasan tersebut kepada Padang Ekspres. Karenanya, Hafnizal yang tercatat sebagai guru Kimia di SMA 1 Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Limapuluh Kota, berharap ada pihak-pihak atau dermawan yang membantu Auliya Ayuandira. Sebab, sayang jika seorang siswi cerdas gagal menjadi mahasiswi UI, gara-gara persoalan biaya.

”Makanya, kami mengetuk hati pembaca Padang Ekspres, mudah-mudahan ada yang peduli dengan nasib pelajar miskin berprestasi,” tutur Hafnizal.

Yayasan Haji Rasul sendiri, meski tidak kemasukan dana tetap, namun tiap tahun selalu mengurus para pelajar berprestasi namun tidak mampu secara biaya. Sekrang saja, tercatat ada sepuluh mahasiswi miskin dengan Indeks Prestasi (IP) di atas tiga yang diurus yayasan ini. Di samping itu adapula belasan pelajar SD, SMP, SMA yang mendapat bantuan. (Fajar r v &jonres m - Padang Ekspres )

Tidak ada komentar: