Minggu, 27 Juli 2008

Gerak Jantung Sehat, Hari Koperasi ke 61

Rangkaian kegiatan gerak jalan jantung sehat dalam rangka HUT koperasi ke 61, tingkat Kabupaten Lima Puluh Kota diiukuti oleh ratusan peserta. Acara pelepasan dilakukan oleh Wakil Bupati Lima Puluh Kota Ir. Irfendi Arbi, MS dengan start di depan Direkturat Kampus Politeknik Pertanian Universitas Andalas.

Kegiatan ini diikuti dan dihadiri oleh Sekda Lima Puluh Kota, Kapolres, Dandim, Ketua Pengadilan Negeri, Direktur Politeknik Pertanian Universitas Andalas, Ketua Gerakan Koperasi se Kabupaten Lima Puluh Kota, dan undangan lainnya. Ratusan peserta ikut memeriahkan gerak jalan jantung sehat ini. Route yang paling berkesan adalah ketika melewati areal kantor Bupati Lima Puluh Kota dan Kantor DPRD Lima Puluh Kota yang cukup megah ini. Walau sebagian jalan yang ditempuh beberapa ruas banyak yang becek, tapi semua peserta kelihatan sangat menikmati sekali perjalanan yang menempuh sejauh 5 km ini. Acara semakin menarik ketika sampai di garis finish di halaman Direkturat Politeknik Pertanian Unand semua peserta disuguhi oleh jagung rebus, jeruk manis dan air aqua, serta dihibur pula dengan orgen tunggal.

Foto - foto kegiatan :


Kamis, 17 Juli 2008

Buku Pelajaran Gratis Lewat Internet

Tahap Awal 49 Buku dari 200 Buku Gratis yang direncanakan Depdiknas.

Siswa-siswi SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK bakal tak kesulitan lagi mendapatkan buku-buku pelajaran sekolah. Mereka pun bisa mendapatkan 200 buku pelajaran secara cuma-cuma dengan mengunduh (download) di situs Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas).

Kemudahan itu bisa terwujud setelah Senin Depdiknas meluncurkan program buku pelajaran murah untuk siswa. Buku dalam bentuk elektronik (e-book) ini diberikan secara cuma-cuma pada seluruh siswa dan masyarakat karena hak ciptanya sudah dibeli seluruhnya oleh pemerintah. Namanya buku sekolah elektronik (BSE).

Dalam rilis Depdiknas yang didapat Radar kemarin, Mendiknas Bambang Sudibyo menegaskan, buku teks pelajaran murah yang diluncurkan itu sudah dibeli hak ciptanya dari penulisnya oleh Depdiknas. Sehingga, siswa dan masyarakat bisa memilikinya tanpa izin dari penulisnya.

”Untuk tahap pertama ini ada 49 buku yang sudah dibeli hak ciptanya oleh Depdiknas. Sampai Agustus 2008, kami menargetkan akan membeli 200 buku pelajaran SD-SMA,” jelas Bambang usai Sosialisasi Buku Teks Pelajaran dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan di Gedung Depdiknas, Jakarta, kemarin.

Buku-buku itu, jelas Bambang, sudah memenuhi standar pendidikan nasional. Kelayakannya sudah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Sehingga, konten dan keabsahannya sudah tidak usah diragukan lagi.

Bagaimana mendapatkan buku-buku itu? Buku-buku yang disediakan Depdiknas itu bisa diambil secara gratis oleh siswa dan masyarakat di situs http://bse.depdiknas.go.id. Dalam situs itu siswa bisa membaca langsung e-book yang disediakan. Atau jika ingin download bisa langsung dilakukan dengan mengisi persyaratan yang dibutuhkan administrator situs tersebut.

Selasa, 15 Juli 2008

Lulus di UI, Auliya Tak Punya Biaya Harapkan Bantuan Dermawan

Malang betul nasib Auliya Ayuandira (18). Meski diterima sebagai calon mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang mendaftar lewat jalur Ujian Masuk Bersama (UMB), namun orangtuanya tidak punya cukup biaya. Al-hasil, terpaksalah siswi SMA 1 Payakumbuh ini hanya bisa berangan-angan saja.

”Ayu memang ingin untuk kuliah, apalagi Ayu sudah dinyatakan lulus di Jurusan Gizi Universitas Indonesia. Namun apalalah daya, bapak dan ibu tidak punya biaya,” kata Auliya Ayuandira kepada Padang Ekpres, Rabu (24/6).

Ayu yang tinggal di Kelurahan Padang Tiaka Mudiak, bercerita, setelah dinyatakan lulus dari SMA 1 Payakumbuh pada tahun ini, dia tidak berpikir untuk kuliah, mengingat kondisi orangtua yang terbatas. Namun karena ada perhatian dari Yayasan Haji Rasul yang bermarkas di Sarilamak, Tanjung Pati, Kabupaten Limapuluh Kota, dia akhirnya bisa mengikuti Bimbingan Belajar (Bimbel) di Kota Padang.

Selama berada di Padang, Ayu yang merupakan anak sulung dari tiga bersaduara, terpaksa menumpang tinggal di rumah seorang wanita bernama Bu Ayang, yang mendukung upaya Yayasan Haji Rasul Sumbar dalam membina anak-anak berprestasi. Singkat cerita, belum lama mengikuti Bimbel, Ayu dibelikan formulir UMB oleh Bu Ayang. Tak tahu, setelah ikut UMB, gadis yang sejak SD sampai SMA selalu menyabet gelar juarta itu dinyatakan lulus sebagai calon mahasiswa Jurusan Gizi UI.

Karena sudah dinyatakan lulus, Ayu kemudian diminta menyediakan uang pangkal sebagai persyaratan masuk UI sebesar Rp5 juta, dan uang untuk kebutuhan lain yang dirinci mencapai Rp13 juta. Tapi uang sebanyak itu sampai sekarang, belum bisa dipenuhi. Yayasan Haji Rasul yang selama ini cukup membantunya, juga belum bisa berbuat banyak.

”Kami hanya dapat membantu sebesar Rp3 juta,” ujar Drs Hafnizal, pimpinan yayasan tersebut kepada Padang Ekspres. Karenanya, Hafnizal yang tercatat sebagai guru Kimia di SMA 1 Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Limapuluh Kota, berharap ada pihak-pihak atau dermawan yang membantu Auliya Ayuandira. Sebab, sayang jika seorang siswi cerdas gagal menjadi mahasiswi UI, gara-gara persoalan biaya.

”Makanya, kami mengetuk hati pembaca Padang Ekspres, mudah-mudahan ada yang peduli dengan nasib pelajar miskin berprestasi,” tutur Hafnizal.

Yayasan Haji Rasul sendiri, meski tidak kemasukan dana tetap, namun tiap tahun selalu mengurus para pelajar berprestasi namun tidak mampu secara biaya. Sekrang saja, tercatat ada sepuluh mahasiswi miskin dengan Indeks Prestasi (IP) di atas tiga yang diurus yayasan ini. Di samping itu adapula belasan pelajar SD, SMP, SMA yang mendapat bantuan. (Fajar r v &jonres m - Padang Ekspres )

Kamis, 03 Juli 2008

Catatan Kecil Tentang Pilwanag

Sebagai warga nagari di Sarilamak saya pun ingin berpartisipasi dalam pemilihan Walinagari yang diadakan serentak hari ini. Walau tidak mendapat undangan untuk ikut sebagai pemilih, karena ada kabar yang memberitahu bahwa kalau KTP bisa digunakan pada TPS dimana kita beromisili maka sayapun datang ke TPS yang terletak di depan Dealer Honda terbesar di Sarilamak, yaitu TPS untuk jorong Kandang Lamo. Namun sampai di TPS ternyata saya tiak bisa menggunakan hak pilih itu dengan alasan yang disampaikan panitia bahwa kartu suara yang ada sama jumlahnya dengan pemilih yang diundang. Jadi panitia takut nanti akan kekurangan kartu suara. Kemudian saya disuruh datang ke TPS Purwajaya. Di TPS Purwajaya pun saya tidak bisa juga ikut memilih dengan alasan yang sama. Kemudian saya disuruh ke TPS Sarilamak, namun dengan asumsi akan menemui hal yang sama, maka saya tidak pergi ke TPS tersebut. Akhirnya ingin berpartisipasi dalam Pilwanag gagal.......